Aksaranusa, Luwu Timur – Nuansa adat yang khidmat dan penuh makna menyelimuti Istana Kedatuan Luwu saat Andi Hatta Marakarma Opu To Mallarangeng dikukuhkan sebagai Mincara Malili oleh Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau. Pengukuhan tersebut menandai pengangkatan resmi tokoh karismatik asal Luwu Timur untuk menjalankan peran penting sebagai penjaga tatanan sosial dan budaya di wilayah Malili.
Dalam upacara adat yang dihadiri berbagai elemen masyarakat dan pejabat, Datu Luwu menyampaikan bahwa jabatan Mincara bukan hanya sekadar simbol adat, melainkan tanggung jawab besar dalam menjaga keseimbangan nilai-nilai tradisi dan kehidupan bermasyarakat.
“Menjadi Mincara berarti menjaga kehormatan dan martabat tanah Luwu. Ini bukan jabatan sembarangan, tapi kepercayaan penuh adat yang memuat tanggung jawab besar,” ujar Datu Luwu dalam titahnya. Ia menambahkan, adat dan pemerintahan harus berjalan beriringan, bukan saling menegasikan. “Pelanggaran terhadap adat lebih berat daripada pidana,” tegasnya.
Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, yang hadir dalam prosesi tersebut, menyambut baik pengukuhan itu. Ia menyebut penunjukan Andi Hatta sebagai kehormatan besar bagi Luwu Timur dan menyatakan kesiapan pemerintah daerah untuk bersinergi dengan lembaga adat.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Luwu Timur, saya menyampaikan selamat. Ini amanah besar yang sejalan dengan visi pelestarian budaya lokal. Kami sudah menyiapkan program pelestarian budaya, termasuk sekolah budaya dan perlindungan situs sejarah,” ungkap Irwan.
Menurutnya, sosok Opu Hatta tidak hanya dihormati karena jabatan adat yang kini diemban, tapi juga karena pengabdiannya memimpin Luwu Timur selama tiga periode. “Beliau panutan, orang tua, sekaligus pemimpin yang paham betul kondisi masyarakat kami,” tambahnya.
Sementara itu, Opu Hatta sendiri mengungkapkan bahwa amanah sebagai Mincara merupakan warisan leluhur yang mengandung tanggung jawab besar. Ia menyatakan kesiapannya untuk menjalankan tugas tersebut dengan menjunjung tinggi nilai moral dan adat.
“Ini adalah kehormatan sekaligus beban moral. Sebagai bagian dari masyarakat adat, kami paham bahwa sanksi adat lebih berat dari pidana. Saya akan berusaha menjaga marwah Kedatuan sebaik mungkin,” katanya. Di akhir sambutannya, ia juga meminta doa agar Datu Luwu senantiasa dalam lindungan Tuhan dan diberi kesehatan.
Pengukuhan ini turut disaksikan oleh tokoh-tokoh penting dari berbagai unsur, termasuk Wakil Bupati Puspawati Husler, Cenning Luwu, Dewan Adat dari 12 Kedatuan Luwu, Pj. Wali Kota Palopo Firmanzah, Sekda Lutim Bahri Suli, unsur Forkopimda, Macoa Bawalipu, serta tokoh adat, agama, dan masyarakat. Prosesi berlangsung dalam suasana penuh kekhidmatan dan penghormatan terhadap nilai-nilai adat Luwu yang terus dijaga hingga kini.(p)