Aksaranusa, Luwu Timur — Penantian panjang selama 17 tahun warga Trans Mahalona akhirnya berbuah hasil. Sebanyak 293 sertifikat tanah resmi diserahkan kepada masyarakat di kawasan Mahalona Raya, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur.
Kegiatan penyerahan sertifikat berlangsung di Aula Desa Libukan Mandiri pada Sabtu, 18 Oktober 2025, dan dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II) Luwu Timur, Masdin, bersama sejumlah pejabat daerah dan perwakilan Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia.
Camat Towuti, Amri Mustari, menyampaikan apresiasi tinggi atas terlaksananya program tersebut. Ia menilai program sertifikasi tanah ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap masyarakat transmigrasi yang telah lama menanti kepastian hukum atas lahan mereka.
“Alhamdulillah, setelah penantian panjang sejak tahun 2008, warga akhirnya menerima sertifikat tanah mereka. Ini bukan hanya dokumen kepemilikan, tetapi simbol kejelasan status lahan dan bukti nyata kehadiran negara di tengah masyarakat,” ujar Amri.
Amri menambahkan, kepastian hukum yang diberikan melalui sertifikat tanah akan memberi rasa aman bagi warga dalam mengelola lahan pertanian, perkebunan, maupun usaha produktif lainnya. Dengan status lahan yang jelas, masyarakat dapat lebih percaya diri mengembangkan ekonomi keluarga.
“Dengan kepastian hukum ini, masyarakat bisa memanfaatkan lahan untuk kegiatan ekonomi yang produktif. Kami berharap sertifikat ini tidak dijadikan alat konsumtif, melainkan sebagai modal pengembangan usaha,” tambahnya.
Program sertifikasi tanah di kawasan transmigrasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat kemandirian desa serta mendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Mahalona Raya. Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam menghadirkan keadilan dan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok Luwu Timur.(p)
