Aksaranusa, Luwu Timur , 24 Juli 2025 – Serah terima jabatan Camat Nuha dari Hariyadi Hamid, S.STP kepada Arief Fadillah Amier, S.Kom, M.Si berlangsung di Matano Palayer, dalam suasana yang tak sekadar seremonial. Di hadapan Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam, ketua TP-PKK dr. Ani Nurbani, manajemen PT Vale, serta masyarakat, momen ini menjadi ruang terbuka bagi kritik terhadap pelayanan dan panggilan untuk perbaikan kinerja pemerintahan di tingkat kecamatan.
Acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya dan doa bersama. Dalam sambutannya, Hariyadi Hamid menyampaikan permohonan maaf selama menjabat kurang lebih dua tahun delapan bulan sebagai Camat Nuha. Ia mengakui masih banyak kekurangan dalam pelayanan dan berharap agar di bawah kepemimpinan camat yang baru, Nuha dapat menjadi kecamatan yang lebih maju dan sejahtera.
Arief Fadillah Amier, camat yang baru dilantik, tidak hanya mengucapkan terima kasih, namun langsung menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian masyarakat Nuha. Ia mengungkapkan bahwa pelayanan kependudukan yang selama ini hanya tersedia sebulan sekali dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Saya harap ke depan pelayanan ini bisa tersedia setiap hari. Kita harus seiring dengan semangat pelayanan prima,” ujarnya.
Tak hanya itu, Arief juga menyoroti kondisi pendidikan di Desa Nuha, di mana sebagian siswa masih harus menyeberangi danau setiap hari untuk bersekolah di Desa Nikkel. Ia mengusulkan agar dibuka kelas jauh, karena lokasi dan fasilitas dasar untuk itu sebenarnya sudah tersedia. Di akhir sambutannya, Arief menitip dua desa, yakni Nuha dan Matano, yang menurutnya memiliki potensi besar di sektor pertanian dan pariwisata, namun minim perhatian.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Irwan Bachri Syam menyambut baik kritik dan masukan yang disampaikan. Ia menegaskan bahwa rotasi jabatan camat adalah bagian dari penyegaran organisasi, dan merupakan bagian dari upaya meningkatkan kinerja pelayanan publik.
“Ini sertijab camat yang ke-enam. Kita melakukan penyegaran agar pelayanan tidak mandek. Camat yang kami tempatkan di Nuha adalah pilihan terbaik,” ujar Irwan.
Namun, dalam pidatonya, Bupati juga mengeluarkan peringatan keras kepada aparatur sipil negara yang menunjukkan kinerja buruk. Ia menegaskan bahwa ASN yang tiga kali berturut-turut tidak hadir dalam kegiatan pemerintahan tanpa alasan jelas akan diberikan konsekuensi. Sementara untuk pegawai P3K, akan dilakukan evaluasi kinerja setiap enam bulan, dan tidak menutup kemungkinan diberhentikan jika dianggap tidak layak.
“Kalau tidak hadir tiga kali berturut-turut dalam kegiatan yang sudah diamanahkan, akan ada tindakan. Untuk P3K, saya evaluasi tiap enam bulan. Kalau kinerjanya buruk, saya berhentikan,” tegasnya.
Di tengah sambutan bupati, gempa bumi sempat mengguncang lokasi acara selama hampir satu menit. Beberapa warga terlihat panik, namun bupati tetap tenang dan melanjutkan pidatonya hingga selesai.
Irwan menambahkan bahwa Nuha, khususnya Sorowako, adalah wilayah yang kompleks dengan beragam persoalan. Oleh karena itu, camat yang ditugaskan harus mampu bersikap cerdas, tanggap, dan memahami karakter masyarakat yang kritis serta terdidik.(p)