Aksaranusa – Sulawesi, salah satu pulau terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya, perdagangan, dan perjuangan melawan penjajah. Dari kejayaan kerajaan-kerajaan maritim hingga perannya dalam kemerdekaan Indonesia, Sulawesi memainkan peran penting dalam perjalanan sejarah Nusantara.
Kerajaan-Kerajaan Besar di Sulawesi
Sejak abad ke-13, Sulawesi telah menjadi rumah bagi berbagai kerajaan yang berkembang pesat, terutama di Sulawesi Selatan. Kerajaan Luwu disebut-sebut sebagai kerajaan tertua di pulau ini dan menjadi pusat awal penyebaran Islam di Sulawesi.
Sementara itu, Kerajaan Gowa-Tallo dikenal sebagai kekuatan maritim yang menguasai jalur perdagangan di wilayah timur Nusantara. Pada abad ke-16, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin, yang terkenal dengan perjuangannya melawan penjajahan Belanda.
Selain itu, Kerajaan Bone juga memainkan peran penting dalam sejarah Sulawesi. Kerajaan ini sempat bersekutu dengan Belanda untuk mengalahkan Gowa, namun kemudian menjadi salah satu pusat perlawanan terhadap VOC di abad ke-17.
Sulawesi di Masa Kolonial
Kedatangan bangsa Eropa, khususnya Belanda, membawa perubahan besar bagi Sulawesi. Pada tahun 1666, VOC melancarkan serangan ke Gowa, yang akhirnya berujung pada Perjanjian Bongaya (1667). Perjanjian ini memperlemah kekuatan Gowa dan memberi keuntungan bagi Belanda untuk menguasai perdagangan di Sulawesi.
Meskipun demikian, perlawanan rakyat Sulawesi terus berlanjut. Tokoh-tokoh seperti Sultan Hasanuddin dan Wolter Monginsidi menjadi simbol perjuangan rakyat Sulawesi melawan penjajahan hingga masa kemerdekaan.
Peran Sulawesi dalam Kemerdekaan Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, rakyat Sulawesi tidak tinggal diam. Perlawanan terhadap Belanda terus dilakukan, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.
Salah satu peristiwa tragis terjadi pada tahun 1946, yaitu Peristiwa Korban 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan, di mana pasukan Belanda di bawah komando Raymond Westerling melakukan eksekusi massal terhadap rakyat yang diduga mendukung Republik Indonesia. Peristiwa ini menjadi salah satu bukti keberanian dan pengorbanan rakyat Sulawesi dalam mempertahankan kemerdekaan.